วันพุธที่ 13 มกราคม พ.ศ. 2559

indepth repoting sejarah bredaban islam

       A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Sejarah berasal dari bahasa arab “syajaratun” , artinya pohon. Secara sistematik, sejarah sama seperti pohon yang mempunyai cabang dan ranting, bermula dari bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Sejarah dalam dunia barat disebut “histoire” (Perancis), historie ( Belanda ), danhistory ( Inggris ), berasal dari Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi umum, kata history berarti “masa lampau umat manusia”. Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatam berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan demikian sejarah peradaban islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban islam dari satu waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya islam sampai sekarang.
Sedangkan Periodisasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-macam. Menurut Prof. Dr. H.N. Shiddiqi, ada beberapa pendapat lain yaitu tolak ukurnya adalah sistem politik, hal ini biasanya digunakan pada sejarah konvensional. Tolak ukurnya pada persoalan ekonomi (maju mundurnya ekonomi) dalam sebuh negara. Peradaban dan kebudayaan suatu bangsa adalah  pada masuk dan berkembangnya suatu agama.
Jadi, periodisasi peradaban islam adalah ilmu sejarah atau pembabakan sejarah yang mengkaji perkembangan peradaban Islam dalam konteks dan tempat dengan tolak ukur tertentu.

       B. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Nourouzzaman Shiddiqie
Menurut Nourouzzaman Shiddiqie, periodisasi sejarah islam dapat disusun sebagai berikut[3] :
       1. Periode Klasik ( 600-1258 )
Periode ini sejak kelahiran Nabi Muhammad sampai di dudukinya baghdad oleh Hulagu Khan. Yang menjadi ciri periode ini adalah dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti  yang tumbuh dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala negara ( khalifah ) tetap di jabat oleh seseorang dan di angggab pimpinan tertinggi negara wlaupun hanya sekedar simbol.

      
      
2. Periode Pertengahan (dari jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke -17)
Ciri periode ini adalah tanpa menghilangkan kenyataan adanya Dinasti Umayyah di Andalusia, wilayah islam lainya telah terpecah berada di bawah 3 kekuasaan yang saling bermusuhan. Kekuasaan Dinasti Usmaniyah di Andalusia, kekuasaan Dinastu Mamluk di mesir, dan Dinasti Ilkhan dari Mongol di Persia.

       3. Periode modern ( mulai abad ke-18 )
Ciri periode ini ialah seluruh wilayah kekuasaan Islam berada di bawah cengkraman penjajahan Barat, sampai kemudian setelah Perang Dunia Kedua kembali memperoleh kemerdekaannya.
Jadi, menurut Nourouzzaman Shiddiqie periodesasi sejarah islam dibagi dalam 3 periode yaitu periode kliasik, pertengahan dan modern
.
       C. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Ahmad Al-Usairy
Menurut Ahmad Al-Usairy, dalam At-Tarikh Al-Islami, menyebutkan periodisasi islam secara lengkap di bagi dalam periode-periode sebagai berikut[4] :
       1. Periode Sejarah Klasik ( Masa Nabi Adam-Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad )
Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dilanjutkan dengan masa-masa para nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah.

       2. Periode Sejarah Rasulullah ( 570-632 M )
Di dalamya diungkapkan tentang berdirinya negara islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, yang menjadikan Madinah Al-Munawaroh sebagai pusat awal ssemua aktivitas negara yang kemudian meliputi semua Jazirah
Arabia.

       3. Periode Sejarah Khufaur Rasyidin ( 632-661 M )
Periode ini di mulai sejak tahun 11 H hingga 41 H. Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia, Syam ( Syiria ) , Mesir, dan lain-lain.


4. Periode Pemerintahan Bani Umayyah ( 661-749 M )
Pada masa ini pemerintahan islam mengalami perluasan islam yang demikian signifikan. Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahannya. Sayangnya, komitmen kepada syariah Islam mengalami sedikit kemorosotan daripada periode sebelumnya.

5. Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah ( 749-1258 M )
Periode ini memiliki karakter khusus yang ditandai dengan kemunculan beberapa pemerintahan dan kerajaan yang independen, dimana sebagian besar telah berkontribusi yang besar terhadap islam. Kerajaan tersebut adalah
1. Dinasti Idrisiyah (788-974) M. Dinasti ini didirikan oleh salah seorang penganut syi'ah, yaitu Idris bin Abdullah pada tahun 172 H / 789 M. Dinasti ini merupakan Dinasti Syi'ah pertama yang tercatat dalam sejarah berusaha memasukan syi'ah ke daerah Maroko dalam bentuk yang sangat halus.
2. Dinasti Aqlabiah ( 800-811 M). Dinasti ini muncul di akhir pemerintahan Raja Haru Al-Rasyid.Pengangkatan Ibrahim bin Aqlab sebagai Gubernur turun temurun (800), yang kemudian menjadi Dinasti Aqlabiah, di Afrika Utara (Magribi).
Masa ini juga di tandai dengan terjadinya gerakan kebatinan, pemerintahan syiah serta perang salib.
6. Periode Pemerintahan Mamluk ( 1250-1517 M )
Goresan sejarah paling penting pada masa ini yaitu berhasil di bendungnya gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan negeri Islam. Juga telah berhasil eksstensi kaum Salibis dari negara Islam. Pada masa ini kaum muslimin semakin jauh dari agamanya.

7. Periode Pemerintahan Usmani ( 1517-1923 M )
Pada awal pemerintahan ini telah berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam terutama di Eropa Timur. Pemerintahan ini juga telah melebarkan kekuasaannya ke kawasan timur wilayah Islam. Goresan sejarah yang paling agung yamg berhasil dilakukan oleh pemerintahan Usmani adalah ditaklukannya Konstatinopel. Namun pada akhirnya pemerintahan Turki berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalis sehingga pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya pemerintahan Islam serta kaum muslimin menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan terbelakang serta jauh dari agama mereka.

8. Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M)
Periodeini dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M. Periode ini merupakan masa sejarah umat islam sejak berakhirnya Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan umat Islam pada masa sekarang.

D. Periodisasi sejarah Islam Menurut Prof. Dr. Harun Nasution
Menurut Prof.Dr.Harun Nasution,Sejarah Islam dapat dibagi kedalam tiga periode, yaitu periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern.

A. Periode Klasik (650-1250 M)
Periode klasik ini dapat pula dibagi kedalam dua masa, masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi.

1. Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)
Masa ini merupakn masa ekspansi, integrasi, dan keemasan Islam. dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad wafat ditahun 632 M. Seluruh semenanjung Arabia telah tunduk kebawah kekuasaan islam. Ekspansi daerah-daerah diluar Arabia dimulai dizaman khalifah pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
a. Khulafaur Rasyidin
Abu Bakar menjadi khalifah ditahun 632 M, tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat itu banyak dipergunakn untuk menyelesaikan perang riddah.Yang ditimbulkan suku-suku Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Madina.
Setelah perang dalam negeri tersebut, barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekutan keluar Arabia. Khalid bin Walid dikiri ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah ditahun 634 M. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid kemudian akan diperintahkan agar meninggalkan Irak, dan melampui gurun pasir yang jarang dilalui, delapan belas hari kemudian sampailah di Suria.
Usaha-usaha yang dimulai Abu Bakar ini dilanjutkan oleh Khalifah kedua, Umar bin Khattab (634-644 M). Dizamannyalah gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh ditahun 635 M dan pada tahun 636 M, setelah tentara Bizantiun klah di pertempuran Yarmuk, daerah Syiriah jatuh kebawah kekuasaan Islam.
Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini, kekuasaan Islam dibawah Khalifah Umar telah meliputi selain semenanjung Arabia, juga Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir.
Pada zaman Utsman bin Affan (644-656 M) Tripoli, Cirpus, dan beberapa daerah lain dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini. Dikalangan umat Islam mulai terjadi perpevahan dan dalam kekacauan ynag timbul Utsman terbunuh.
Sebagai pengganti Utsman, Ali bin abi Thalibmenjadi khalifah kempat (656-661 M) tetapi mendapat tantangan dari pihak pendukung Utsman, terutama Muawiyah, gubernur Damaskus,dari golongan Talhah dan Zubair di Mekkah dan dari kaum Khawarij. Ali sebgaimana Utsman, terbunuh dan Muawiyah menjadi khalifah kelima yang selanjutnya membentuk Dinasti Bani Umayah.
       b. Bani Umayyah
Setelah pergantian kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib ke Muawiyah, terjadi Perombakan
System kekuasaan dan pemerintahan. Sistem kekhalifahan pada masa ini mengalami perubahan 
baru,yaitu systemmonarki (kerajaan). Suksesi kepemimpinan seperti ini terjadi ketika Mu’awiyah memerintahkan untuk mewariskan jabatan kekhalifahan kepada anaknya, Yazid ibn Mu’awiyah. Maka dari sinilah awal mula system kekhalifahan berlaku.
Penyebutan Bani / Daulah Umayyah disandarkan pada nama Umayyah ibn Abdi Syams ibn Abdi Manaf, salah satu pemimpin suku Quraisy pada zaman jahiliyah.
Muawiyah bin Abu Sufyan, adalah tokoh penting dalam Bani Umayyah, beliau terkenal dengan alim dan santun, juga termasuk salah satu sahabat nabi yang sering menemani Rasulullah.
Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harba dalah pendiri bani Umayyah dan sekaligus khalifah 
pertama. Dia juga termasuk orang yang pertama kali dalam sejarah kekhalifahan memindahkan
ibukota kekuasaan Islam dari Kuffah ke Damaskus.
Dizaman Muawiyah, Uqbah bin Nafi’ menguasia tunis dan Isalm. disana ia mendirikan kota Kairawan yang kemudian menjadi salah satu pusat kebuadayaan Islam. Ekspansi ke timur diteruskan sizam Abdul Al-Malik dibawah pimpinan Al-Hajaj bin Yusuf. Ekspansi ke Barat terjadi dizaman Al-Walid. Pulau-pulau yang terdapat dilaut tengah, Malorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes. Cyprus dan sebagian dariSichilia jatuh ketangan Islam. Daerah-daerah yang dikuasai Islam dizaman Ekspansi ini adalah, Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Plaestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian dari Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia tengah.
Ekspansi yang dilakukan Bani Umayah inilah yang membuat Islam menjadi negara besar dizaman itu. Perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke Bahasa Arab dimulai oleh Abd. Abdullah Al-Malik. Perhatian kepada Syair arab jahiliah timbul kembali dan penyair arab baru mulai bermunculan. Abd. Abdullah Al-Malik. Juga mengubah mata uang yang dipakai didaerah-daerah yang dikuasai Islam.
Kekuasaan dan kejayaan Dinasti ini mencapai puncaknya dizaman Al-Walid I, sesudah itu ditumbangkan oleh Bani Abassiyah.
Pernyataan di atas cukup mewakili sosok Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia cerdas dan cerdik. Ia seorangpolitisi ulung dan seorang negarawan yang mampu membangun peradaban besar melalui politikkekuasaannya. Ia pendiri sebuah dinasti besar yang mampu bertahan selama hamper satu abad. Dialahpendiri Dinasti Umayyah, seorang pemimpin yang paling berpengaruh pada abad ke 7 H.
       c. Bani Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah didirikan atas dua strategi, yaitu: Pertama, dengan sistem mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia, ini sudah berlagsung sejak akhir abad pertengahan hijriah yang dipusat di Al-Hamimah. Kedua, dengan terang-terangan dan himbauan di forum-forum resmi untuk mendirikan dinasti Abbasiyah berlanjut dengan peperangan melawan dinasti Umayyah.
Sistem pemerintahan dinasti Abbasiyah meniru cara Umayyah dasar pemerintahan Abbasiyah diletakkan oleh khalifah kedua, Abu Ja’far Al-Mansur. Sistem politik Abbasiyah yang dijalankan antara lain: para khalifah tetap dari turunan Arab murni, kota Baghdad sebagai ibu kota negara yang menjadi pusat kegiatan politik, ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting, kebebasan berfikir sebagai HAM diakui penuh, dan para menteri turunan Persia diberi hak penuh dalam menjalankan pemerintahannya
Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abu Al Abbasiyah tetapi pembangunnya adalah Al Mansyur. Sebagai khalifah baru musuh-musuh ingin menjatuhkannya sebelum ia bertambah kuat. Dalam usaha mempertahankan kekuasaan Bani Abbasiyah, Al-Mansur menggunakan kekerasan.
Al Mansyur merasa tidak aman berada di tengah bangsa Arab dan kemudian mendirikan ibu kota baru sebagai pengganti Damaskus, Baghdad didirikan di dekat bekas ibu kota Persia. Al Mahdi menggantikan Al Mansyur sebagai khalifah, dan di masa pemerintahan, perekonomiannya mulai meningkat. Pada zaman Harun Ar-Rasyid hidup mewah telah memasuki kehidupan masyarakat. Kekayaan yang banyak juga dipergunakan untuk keperluan sosial. Hanya Ar Rasyid adalah Raja Besar di zaman it.
Anaknya Al-Makmun meningkatkan perhatian pada ilmu pengetahuan. Khalifah Al-Mu’tasim sebagai anak dari ibu yang berasal dari Turki. Dengan demikian, pengaruh turki mulai masuk ke pusat pemerintahan Bani Abbasiyah. Tentara pengawal Turki ini kemudian menjadi sangat berkuasa di istana dan khalifah pada akhirnya hanya sebagai boneka.
Alwatsiq kemudian melepaskan diri dari pengaruh Turki, mendirikan ibu kota Samarra dan pindah dari baghdad. Tetap justru tambah mudah di kuasai pengawal Turki. Al-Mutawakkil merupakan khalifah besar terakhir di dari Dinasti Abbasiyah. Khalifah yang paling terakhir adalah Al-Mu’tashim Billah. Pada masa ini baghdad dihancurkan oleh hulagu dari Mongol.

       2. Masa Disintegrasi ( 1000-1250 M )
Disintegrasi dalam bidang politik telah mulai pada akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak pada di zaman Bani Abbasiyah. Disentegrasi pada bidang politik membawa pada disintegrasi dalam bidang kebudayaan,bahkan juga dalam bidang agama. Perpecahan di kalangan umat islam menjadi besar.

       B. Periode Perkembangan  ( 1250-1800 M )
Periode ini dapat pula di bagi kedalam dua masa yaitu :
       1. Masa Kemunduran I ( 1250-1500 M )
Pada zaman ini jenghiz khan dan keturunannya datang menghancurkan dunia islam. Jenghiz Khan berasal dari Mongolia setelah menduduki Peking di tahun 2121 M, ia mengalihkan serangan-serangannya kearah Barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan Islam jatuh ketangannya.
Serangan ke Baghdad dilakukan oleh cucunya Hulagu Khan. Terlebih dahulu ia mengalahkan Khurasan di Persia dan kemudian menghancurkan Hasysyasyin di Alamut. Khalifah dn keluarga serta sebagian penduduk dibunuh. Sebagian besar penduduk dibunuh. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abasiyah dapat melarikan dan diantaranya ada  yang menetap di Mesir.
Dari sini Hulagu menerusknan serangannya ke Syiria dan dari Syiria ia ingin memasuki Mesir. Akan tetapi, di Ain Jalut ( Goliath) ia dapat dikalahkn oleh Baybars, Jenderal mamluk dari Mesir, ditahun 1260 M.
Baghdad dan daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutmya diperintah oleh Dinasti Ilkhan. Ikhlan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini dalah daerah yang terletak antara asia kecil di Barat dan di  India di Timur. Dinasti Ikhln berumur 100 tahun. Hulagu bukanlah beragama Islam dan anaknya Abaga 91265-1281 M) masuk Kristen. Diantara keturunannya ynag pertama masuk Islam yaitu cucunya Tagudar dengan nama Ahmad, tetapi mendapat tantangan dari para Jendralnya.
Ghasan Mahmud (1295-1305 M) juga masuk Islam dan demikian juga Uljaytu Khuda Banda (1305-1316 M). Uljaya pada mulanya beragama Kristen, ia adalah Raja Mongol besar yang terakhir. Kerajaan yang dibentuk Hulagu akhirnya menjadi beberapa  kerajaan kecil, diantaranya Kerajaan Jaylar (1336-1411 M) dengan Baghdad sebagi ibu kota, kerajaan Salghari (1148-1282 M) di Paris, dengan kerajaan Muzaffari (1313-1393 M) juga di Paris.
Timur Lenk, seorang yang berasal dari keturunan Jeng Hizkan dapat menguasai samarkand pada tahun 1369 M. Dari samarkand ia mengadakan serangan-serangan ke sebelah barat dan dapat menguasai daerah yang terletak diantara Delhi dan laut Marmara. Keganasan Timur Lenk digambarkan oleh pembunuhan massal yang dilakukannya dikota-kota yang tidak mau menyerah tetapi justru melawan kedatangannya dikota yang telah ditundukannya.
Di Mesir khilafah Fatimiyah digantikan oleh Dinasti Salahudin al-ayubi. Dengan kedatangnnya Mesir kembali kealiran Sunni. Di India persainagn dan kekuasaan juga selalu terjadi sehingga India senangtiasa menghadapi perubahan penguasa. Di Spayol terjadi peperangan diantara dinasti-dinasti islam disana diantara raja-raja Kristen.
Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan syi’ah, demikian juga antara Arab dan Persia bertambah tampak. Dunia Islam pada zaman ini terbagi dua, yaitu : Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, suria, Palestina, Mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat, dan bagian Persia yang terdiri atas Balkan, asia keil, asia Tengah dengan Iran sebagai Pusat.
Dizaman ini  pula hancurnya Khulafah secara formal bagian yang merupakan pusat dunia islam jatuh ketangan bukan islam untuk beberapa waktu dan terlebih dari itu islam lenyap dari Spanyol. Perbedaan antara kaum Sunni dan kaum Syiah menjadi memunck demikian pula antara Arab dan Persia. Disamping itu, pengaruh tarekat-tarekat bertambah mendalam dan bertambah meluas  didunia islam. Pendapat yang ditimbulkan dizaman disintegrasi itu bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima secara umum dizaman ini.
       2. Masa Tiga Kerajaan besar ( 1500-1800 )
Masa ini pula dibagi dua fase yaitu :
       a. Fase Kemajuan ( 1500-1700 )
Fase ini merupakan kemajuan Islam II.tiga kerajaan besar yang di maksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Syafawi di persia, dan kerajaan Mughal di India[5].
Sultan Muhammad Al-Fatih ( 1451-1481 M ) dari kerajaan Usmani mengalahkan kerajaaan Bizantium dengan menduduki Istambul di tahun 1453 M. Dengan demikian Ekspansi ke arah barat berjalan lebih lancar. Akan tetapi, di zaman sultan salim 1 (1512-1520 M ) perhatian ke barat d alihkan ke timur. Persia mulai di serang dan dalam peperangan Syah Ismail di kalahkan. Stelah menguasai syiria, sultan Shalim merebut Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Kairo jatuh pada tahun 1517 M. Kemajuan-kemajuan lain di buat oleh sultan Sulaiman Al-Qanuni tahun 1520-1566 M. Sultan sulaiman adalah sultan usmani yang terbesar. Di zamannya Irak, Belgrado, Pulau Rodes, Tunis, Bedapest, dan Yaman dapat di kuasai.Di masa kejayaannya, daerah kekuasaan kerajaan Usmani mencakup asia kecil.
Gedung-gedung yang di tinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra, benteng merah, masjid-masjid, istana-istana dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Pada zaman ini, perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Dia mengalami kemorosotan. Dengan timbulnya Turki dan India sebagai kerajaan besar, di samping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan bahasa Urdu juga mulai muncul sebagai bahasa penting dalam Islam. Bahasa Arab di jadikan sebagai bahasa persatuan mengalami penurunan.
Kemajuan dalam bidang politik dan jauh lebih kecil dari kemajuan islam I. Disamping itu Barat mulai bangkit akan tetapi kekuatan Eropa masih lemah jika dibandingkan dengan kekuasaan Islam.
       b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M)
Sesudah Sulaiman Qanuni, kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai Sultan-sultan yang kuat. Kerajaan ini memulai memasuki fase kemundurannya pada abad 17. Didalam negeri timbul pemberontakan, seperti di Syria dan di Lebanon. Disamping itu, terjadi pula peperangan-peperangan dengan negara tetangga, seperti Venifia, dan dengan Syah Abassiyah dari Persia, dalam peperangan itu kerajaan Usmani mengalami kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Kerajaan Syafawi di Persia mendapat serangan dari Raja Afgan yang menganut paham Sunni. Di India terjadi pemberontakan-pemberontakan di Negara Hindu yang merupakan mayoritas penduduk India sementara itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam politik india dan menguasai India. Pada masa ini kekuatan militer, politik, perdagangan, dan ekonomi umat islam semakin menurun. Akhirnya tahun 1798 M. Napoleon menduduki Mesir sebagai salah satu pusat Islam terpenting.

       c. Periode Modern (1800-Sekarang)
Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir berakhir tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan kekuatan barat. Raja dan pemuka Islam mulai berpikir untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan Islam.
Kontak Islam dengan barat sekarang sangat berlainan dengan ketika periode klasik. Pada periode klasik, Islam tampak gemilang dan Barat tampak kegelapan. Tetapi sekarang Islam tampak kegelapan dan Barat tampak gemilang. Dengan demikian, timbullah apa yang disebut pemikiran atau aliran pembaruan atau modernisasi Islam.

MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL DAN PERKEMBANGANNYA.
Ketika Islam mengalami masa kemunduran sekitar abad ke-11 disebabkan berbagai macam permasalahan diantaranya adalah konfliknya umat Islam dengan umat Kristen yang tidak bisa diatasi lagi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Eropa. Eropa mulai bangkit dari keterbelakangan, kebangkitan tersebut bukan saja terlihat dalam bidang politik, dengan mengalahkan kerajaan-kerajan Islam dan bagian dunia yang lain. Tetapi terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Kemajuan Eropa saat ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam yang pernah jaya di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa, itulah sedikit gambaran yang akan di bahas dalam makalah ini terkait sejarah Islam masuk di Spanyol serta masa keemasan yang mempengaruhi Renaisans (kemajuan) di Eropa.
A. Masuknya Islam ke Spanyol
Spanyol diduduki Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M) yaitu salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayyah. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan kesana mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, Musa ibn Nushair. Thariq dapat di sebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada diantara Marokko dan Benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda. Selanjutnya Thariq ibn Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata dengan mendapat tambahan pasukan sebanyak 7000 orang dari Musa ibn Nushair.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk menaklukkan wilayah yang lebih luas lagi, untuk itu Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahakan dari adanya faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal yang dimaksudkan adalah suatu kondisi yang terdapat didalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini dalam keadaan yang menyedihkan, secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi kedalam beberapa negeri kecil. Perpecahan politik memperburuk keadaa ekonomi masyarakat ketika Islam masuk ke Spanyol. Adapaun yang dimaksud faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak bersatu dan penuh percaya diri. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkkan tentara Islam yaitu, toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu memyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
B. Perkembangan Islam Di Spanyol
Setelah takluknya raja Roderick yaitu pengusa kerajaan Goth yang terahir. Umat Islam mulai mengembangakan dan memainkan peran dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peranan umat Islam itu berpengaruh bagi kehidupan Spanyol masa itu yang berlangsung lebih dari tujuh setengah abad, sejarah panjang itu dapat dibagi menjadi enam periode yaitu :
1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode pertama ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Sedangkan gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat di daerah pegunungan yang tak pernah tunduk pada pemerintahan Islam.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan seseorang yang bergelar Amir (panglima/gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang masuk Spanyol Tahun 135 H/755 M. Abdurrahman Ibn Muawiyah Ibn Hisyam Ibn Abdul Malik yang terkenal dengan sebutan Abdurrahman Al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol), sebelumnya Abdurrahman merupakan golongan Umayyah yang lolos dari pengejaran dan pembersihan terhadap semua pengikut Umayyah yang dilakukan oleh Daulah Abbasiyah. Abdurrahman lari dari Irak mengarungi gurun Syria menuju Palestina, lalu menyebrangi gurun Sinai di Mesir, melewati beberapa wilayah Afrika menuju Andalusia yang telah ditaklukkan oleh nenek moyangnya dari Dinasti Umayah.
Pada periode ini pula, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban, misalnya Abd al-Rahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran, dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu, pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama pada di zaman Abd al-Rahman al-Ausath. Dia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai menarik.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode dimulai dari pemerintahan Abd Al- Rahman III yang bergelar An-Nasir sampai munculnya raja-raja kelompok yang terkenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif. Pada periode ini gelar seorang raja yang semula di sebut Amir berganti menjadi Khalifah, gelar ini dipakai mulai tahun 929 M.
Pada periode ini pula umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan Daulat Abbasiyah di Baghdad. Yang mana masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran.
Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Sementara itu kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat, dan pada tahun 981 M, Ibnu Abi Amir yang mendapat gelar Al Manshur Billah itu ditunjuk sebagai pemegang kekuatan secara mutlak. Dan setelah kematiannya ia digantikan oleh anaknya Al Muzaffar pada tahun 1002 M dan masih bisa mempertahankan kerajaan. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena setelah ia wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Sehingga terjadilah kekacauan dan kehancuran yang menjadikan Spanyol sebagai Negara terpecah.
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Perpecahan di periode ini tidak bisa dielakkan lagi sehingga Spanyol pecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil yang berpusat di kota Sevvile, Cordova, Toledo dan sebagainya. Yang mana pemerintahan di pegang oleh raja-raja golongan (Muluk al-Thawaif) Pada periode ini pula umat Islam Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya diantara perang saudara ini ada yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen, dan oleh raja-raja Kristen situasi ini dimanfaatkan untuk mengambil inisiatif penyerangan.
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada masa ini Spanyol masih terpecah dalam beberapa bagian, namun terdapat kekuatan yang masih dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahidun (1146-1235 M) kedua dinasti itu pada awalnya dapat mempertahankan kekuasannya pada beberapa dekade namun tidak dapat berlangsung lama. Karena pada tahun 1212 M tentara Kristen mampu mengalahkan Dinasti Muwahidin di Las Navas de Tolesa, kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahiddun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin membesar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M.

6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Mungkin dalam periode ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada saja di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban Granada tetap maju, namun secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Akhirnya bencanapun datang saat orang-orang berselisih dalam memperebutkan kekuasaan, sehingga ketika Abu Abdullah Muhammad meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menghancurkan saudaranya, Ferdinand dan Isabella pun menyanggupinya, dan setelah menghancurkan saudara Abu Abdullah Isabella pun akhirnya menghabisi kekuasaan Abu Abdullah di tahun 1492 M. Dan di tahun ini pula hilang kekuasaan Islam di Spanyol.
C. Masa keemasan Islam di Spanyol Kontribusi Dunia Intelektual Muslim Ke Barat
Kemajaun Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada Khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang diperiode klasik. Diantara kemajuannya dalam bidang:
1. Kemajuan Intelektual diantaranya :
            Kemajuan bidang Filsafat (tokoh Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan sebutan ibn Bajjah.)
§ Bidang Sains (Abbas ibn Farnas Ahli ilmu Kimia dan Astronomi)
§ Bidang fikih (tokoh Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Sa'id)
§ Bidang musik dan kesenian (tokoh Hasan ibn Nafi)
§ Bidang bahasa dan sastra (tokoh ibn Sayyidih, ibn Malik pengarang Alfiah, ibn al-Hajj)
2. Kemegahan pembangunan fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat banyak. Dalam perdagangan , jalan-jalan dan pasar dibangun, dibidang pertanian demikan juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Tahun 771 M ketika pasukan Islam dibawah panglima Thariq ibn Ziyad, menghancurkan king Roderick dan pasukannya, kemudian semenanjung Iberia berada di bawah kekuasaan kekuatan Islam yang diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar, oleh karena itu wilayah tersebut dikenal dengan nama Andalusia. Dirunut dari segi historisnya yaitu; Abdurrahman adalah dari golongan Daulah Umayyah, pada saat itu terdapat pengejaran dan pembersihan terhadap semua pengikut Umayyah yang dilakukan oleh Abbasiyah. Namun ada seorang pangeran (Amir) Abdurrahaman ibn Muawiyyah ibn Hisyam ibn Abdul Malik yang lari dari Irak didampingi oleh ajudannya yang bernama Baddar. Melewati beberapa wilayah Afrika menuju Andalusia yang telah ditaklukkan oleh nenek moyangnya dari dinasti Umayyah, dengan demikian Abdurrahman bisa meloloskan diri masuk Andalusia untuk membangun kebudayaan dan peradaban Islam.
Spanyol telah mencapai puncak kejayaan di bawah para penguasa Daulat Umayyah, Abdurrahman III (912-916M) yang mempermaklumkan dirinya sebagai khalifah. Pada waktu itu, ibu kota Cordova menyala bagaikan cahaya kilau-kemilau di dalam gelapnya daratan Eropa dengan Bagdad dan konstantinopel dapat diperkirakan sebagai salah satu dari pada tiga pusat peradaban dunia.
Jangkauan akan peradaban dan kemakmurannya dapat diukur dengan persaksian para sejarawan masa kini, seperti Ibnu Idhari dan Maqarri, bahwa kota Cordova memiliki 113.000 buah bangunan, 21 buah kota pinggiran, 70 buah perpustakaan, sejumlah besar toko buku, masjid-masjid dan tempat dan jalan-jalan plesiran yang diterangi dengan cahaya-cahaya dari rumah-rumah perbatasan. Selain itu dibangun Universitas Cordova yang ditempatkan di Masjid Raya kemudian di pugar oleh Khalifah Al-Hakam yang mengeluarkan biaya sejumlah 2615307 dinar untuk keperluan itu, Universitas Cordova tersohor sebagai salah satu akademi dunia yang paling terpercaya dan menarik para pelajar dari dekat dan jauh, termasuk banyak pelajar Kristen dari Eropa, sebagai tambahan Hakam juga mendirikan 27 buah sekolah swasta di kota Cordova.
Diantara hal yang menunjang masa kejayaan/keemasan Islam di Spanyol adalah ketika Islam berkuasa, penduduk muslim maupun bukan muslim memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam pembangunan Negara dalam bidang perkembangan kota dan seni bangunan, Oleh karena itu pada masa pemerintahan Umayyah di Andalusia mampu mensejajarkan Cordova dengan Konstantinopel dan Bagdad.
Selain yang telah dipaparkan diatas mengenai Andalusia, masih banyak sejarah yang harus diungkap terkait kejayaan Islam disana, diantaranya Cordova terkenal sebagai pusat intelektual di Eropa dilengkapi dengan berbagai bidang : bidang kedokteran, matematika, filsafat, kesusasteraan, musik, dan penyalinan naskah-naskah Yunani dan latin secara luas. Dari tempat inil lahir sejumlah ilmuwan dan filosof besar, diantaranya Ibn Rusyd, Ibn Thufail (1100-1185 M), dan Ibn Bajjah. Kondisi ini didukung oleh pembangunan fisik yang memadai. Kemajuan sebagaimana yang terpaparkan di atas juga di tandai dengan kemegahan istana al-Zahra yang dibangun dengan arsitekturnya yang indah, sehingga Zia Pasya (sejarawan berkebangsaan Turki) menggambarkan bahwa istana al-Zahra merupakan mukjizat zaman yang belum pernah ada sebelumnya.
D. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Spanyol
Ada beberapa hal yang menyebabkan Spanyol hancur diantaranya:
a) Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi dengan sempurna, mereka sudah merasa puas dengan dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka.
b) Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah Ibad dan Muwalladun kepada para Muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai sangat merendahkan.
c) Kesulitan Ekonomi
Para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina perekonomian, akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
d) Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris, bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul.
e) Keterpencilan

Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain, Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara, dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

ไม่มีความคิดเห็น:

แสดงความคิดเห็น