A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Sejarah berasal dari bahasa
arab “syajaratun” , artinya pohon. Secara sistematik, sejarah sama
seperti pohon yang mempunyai cabang dan ranting, bermula dari bibit, kemudian
tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Sejarah dalam dunia barat disebut
“histoire” (Perancis), historie ( Belanda ), danhistory (
Inggris ), berasal dari Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi umum, kata
history berarti “masa lampau umat manusia”. Dalam pengertian lain, sejarah
adalah catatam berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan
demikian sejarah peradaban islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan peradaban islam dari satu waktu ke waktu lain, sejak zaman
lahirnya islam sampai sekarang.
Sedangkan Periodisasi peradaban
Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks
waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-macam. Menurut Prof. Dr. H.N.
Shiddiqi, ada beberapa pendapat lain yaitu tolak ukurnya adalah sistem politik,
hal ini biasanya digunakan pada sejarah konvensional. Tolak ukurnya pada
persoalan ekonomi (maju mundurnya ekonomi) dalam sebuh negara. Peradaban dan
kebudayaan suatu bangsa adalah pada masuk dan berkembangnya suatu agama.
Jadi, periodisasi peradaban
islam adalah ilmu sejarah atau pembabakan sejarah yang mengkaji perkembangan
peradaban Islam dalam konteks dan tempat dengan tolak ukur tertentu.
B. Periodisasi Sejarah Islam Menurut
Nourouzzaman Shiddiqie
Menurut Nourouzzaman Shiddiqie,
periodisasi sejarah islam dapat disusun sebagai berikut[3] :
1. Periode Klasik ( 600-1258 )
Periode ini sejak kelahiran
Nabi Muhammad sampai di dudukinya baghdad oleh Hulagu Khan. Yang menjadi ciri
periode ini adalah dengan mengabaikan adanya dinasti-dinasti yang tumbuh
dan tenggelam di masa Dinasti Abbasiyah, kepala negara ( khalifah ) tetap di
jabat oleh seseorang dan di angggab pimpinan tertinggi negara wlaupun hanya
sekedar simbol.
2. Periode Pertengahan (dari
jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke -17)
Ciri periode ini adalah tanpa
menghilangkan kenyataan adanya Dinasti Umayyah di Andalusia, wilayah islam
lainya telah terpecah berada di bawah 3 kekuasaan yang saling bermusuhan.
Kekuasaan Dinasti Usmaniyah di Andalusia, kekuasaan Dinastu Mamluk di mesir,
dan Dinasti Ilkhan dari Mongol di Persia.
3. Periode modern ( mulai abad ke-18 )
Ciri periode ini ialah seluruh
wilayah kekuasaan Islam berada di bawah cengkraman penjajahan Barat, sampai
kemudian setelah Perang Dunia Kedua kembali memperoleh kemerdekaannya.
Jadi, menurut Nourouzzaman
Shiddiqie periodesasi sejarah islam dibagi dalam 3 periode yaitu periode
kliasik, pertengahan dan modern
.
C. Periodisasi Sejarah Islam Menurut Ahmad
Al-Usairy
Menurut Ahmad Al-Usairy,
dalam At-Tarikh Al-Islami, menyebutkan periodisasi islam secara
lengkap di bagi dalam periode-periode sebagai berikut[4] :
1. Periode Sejarah Klasik ( Masa Nabi
Adam-Sebelum Diutusnya Nabi Muhammad )
Periode ini merupakan fase
sejarah sejak Nabi Adam dilanjutkan dengan masa-masa para nabi hingga sebelum
diutusnya Rasulullah.
2. Periode Sejarah Rasulullah ( 570-632 M )
Di dalamya diungkapkan tentang
berdirinya negara islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, yang menjadikan
Madinah Al-Munawaroh sebagai pusat awal ssemua aktivitas negara yang kemudian
meliputi semua Jazirah
Arabia.
3. Periode Sejarah Khufaur Rasyidin ( 632-661
M )
Periode ini di mulai sejak
tahun 11 H hingga 41 H. Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan Islam di
Persia, Syam ( Syiria ) , Mesir, dan lain-lain.
4. Periode Pemerintahan Bani
Umayyah ( 661-749 M )
Pada masa ini pemerintahan
islam mengalami perluasan islam yang demikian signifikan. Hanya ada satu
khalifah dalam pemerintahannya. Sayangnya, komitmen kepada syariah Islam
mengalami sedikit kemorosotan daripada periode sebelumnya.
5. Periode Pemerintahan Bani
Abbasiyah ( 749-1258 M )
Periode ini memiliki karakter
khusus yang ditandai dengan kemunculan beberapa pemerintahan dan kerajaan yang
independen, dimana sebagian besar telah berkontribusi yang besar terhadap
islam. Kerajaan tersebut adalah
1. Dinasti Idrisiyah (788-974)
M. Dinasti ini didirikan oleh salah seorang penganut syi'ah, yaitu Idris
bin Abdullah pada tahun 172 H / 789 M. Dinasti ini merupakan Dinasti Syi'ah
pertama yang tercatat dalam sejarah berusaha memasukan syi'ah ke daerah Maroko
dalam bentuk yang sangat halus.
2. Dinasti Aqlabiah ( 800-811
M). Dinasti ini muncul di akhir pemerintahan Raja Haru Al-Rasyid.Pengangkatan Ibrahim bin Aqlab
sebagai Gubernur turun temurun (800), yang kemudian menjadi Dinasti Aqlabiah,
di Afrika Utara (Magribi).
Masa ini juga di tandai dengan
terjadinya gerakan kebatinan, pemerintahan syiah serta perang salib.
6. Periode Pemerintahan Mamluk
( 1250-1517 M )
Goresan sejarah paling penting
pada masa ini yaitu berhasil di bendungnya gelombang penyerbuan pasukan
Mongolia ke beberapa belahan negeri Islam. Juga telah berhasil eksstensi kaum
Salibis dari negara Islam. Pada masa ini kaum muslimin semakin jauh dari
agamanya.
7. Periode Pemerintahan Usmani
( 1517-1923 M )
Pada awal pemerintahan ini
telah berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam terutama di Eropa Timur.
Pemerintahan ini juga telah melebarkan kekuasaannya ke kawasan timur wilayah
Islam. Goresan sejarah yang paling agung yamg berhasil dilakukan oleh
pemerintahan Usmani adalah ditaklukannya Konstatinopel. Namun pada akhirnya
pemerintahan Turki berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalis sehingga
pemikiran ini menjadi pemicu hancurnya pemerintahan Islam serta kaum muslimin
menjadi negeri-negeri kecil yang lemah dan terbelakang serta jauh dari agama
mereka.
8. Periode Dunia Islam
Kontemporer (1922-2000 M)
Periodeini dimulai sejak tahun
1342-1420 H/1922-2000 M. Periode ini merupakan masa sejarah umat islam sejak
berakhirnya Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan umat Islam pada masa
sekarang.
D. Periodisasi sejarah Islam
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution
Menurut Prof.Dr.Harun
Nasution,Sejarah Islam dapat dibagi kedalam tiga periode, yaitu periode klasik,
periode pertengahan, dan periode modern.
A. Periode Klasik (650-1250 M)
Periode klasik ini dapat pula
dibagi kedalam dua masa, masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi.
1. Masa Kemajuan Islam I
(650-1000 M)
Masa ini merupakn masa
ekspansi, integrasi, dan keemasan Islam. dalam hal ekspansi, sebelum Nabi
Muhammad wafat ditahun 632 M. Seluruh semenanjung Arabia telah tunduk kebawah
kekuasaan islam. Ekspansi daerah-daerah diluar Arabia dimulai dizaman khalifah
pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
a. Khulafaur Rasyidin
Abu Bakar menjadi khalifah
ditahun 632 M, tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat
itu banyak dipergunakn untuk menyelesaikan perang riddah.Yang
ditimbulkan suku-suku Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada Madina.
Setelah perang dalam negeri tersebut,
barulah Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekutan keluar Arabia. Khalid bin
Walid dikiri ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah ditahun 634 M. Untuk
memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid kemudian akan diperintahkan agar
meninggalkan Irak, dan melampui gurun pasir yang jarang dilalui, delapan belas
hari kemudian sampailah di Suria.
Usaha-usaha yang dimulai Abu
Bakar ini dilanjutkan oleh Khalifah kedua, Umar bin Khattab (634-644 M).
Dizamannyalah gelombang ekspansi pertama terjadi, kota Damaskus jatuh ditahun
635 M dan pada tahun 636 M, setelah tentara Bizantiun klah di pertempuran
Yarmuk, daerah Syiriah jatuh kebawah kekuasaan Islam.
Dengan adanya gelombang
ekspansi pertama ini, kekuasaan Islam dibawah Khalifah Umar telah meliputi
selain semenanjung Arabia, juga Palestina, Syiria, Irak, Persia, dan Mesir.
Pada zaman Utsman bin Affan
(644-656 M) Tripoli, Cirpus, dan beberapa daerah lain dikuasai, tetapi
gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini. Dikalangan umat Islam mulai
terjadi perpevahan dan dalam kekacauan ynag timbul Utsman terbunuh.
Sebagai pengganti Utsman, Ali
bin abi Thalibmenjadi khalifah kempat (656-661 M) tetapi mendapat tantangan
dari pihak pendukung Utsman, terutama Muawiyah, gubernur Damaskus,dari golongan
Talhah dan Zubair di Mekkah dan dari kaum Khawarij. Ali sebgaimana Utsman,
terbunuh dan Muawiyah menjadi khalifah kelima yang selanjutnya membentuk
Dinasti Bani Umayah.
b. Bani Umayyah
Setelah pergantian kekuasaan dari
Ali bin Abi Thalib ke Muawiyah, terjadi Perombakan
System kekuasaan dan pemerintahan. Sistem kekhalifahan pada
masa ini mengalami perubahan
baru,yaitu systemmonarki (kerajaan). Suksesi
kepemimpinan seperti ini terjadi ketika Mu’awiyah memerintahkan untuk
mewariskan jabatan kekhalifahan kepada anaknya, Yazid ibn Mu’awiyah. Maka dari
sinilah awal mula system kekhalifahan berlaku.
Penyebutan Bani / Daulah
Umayyah disandarkan pada nama Umayyah ibn Abdi Syams ibn Abdi Manaf, salah satu
pemimpin suku Quraisy pada zaman jahiliyah.
Muawiyah bin Abu Sufyan, adalah tokoh penting dalam Bani Umayyah, beliau terkenal
dengan alim dan santun, juga termasuk salah satu sahabat nabi
yang sering menemani Rasulullah.
Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harba dalah pendiri bani Umayyah dan sekaligus khalifah
pertama. Dia juga termasuk
orang yang pertama kali dalam sejarah kekhalifahan memindahkan
ibukota kekuasaan Islam
dari Kuffah ke Damaskus.
Dizaman Muawiyah, Uqbah bin
Nafi’ menguasia tunis dan Isalm. disana ia mendirikan kota Kairawan yang
kemudian menjadi salah satu pusat kebuadayaan Islam. Ekspansi ke timur
diteruskan sizam Abdul Al-Malik dibawah pimpinan Al-Hajaj bin Yusuf. Ekspansi
ke Barat terjadi dizaman Al-Walid. Pulau-pulau yang terdapat dilaut tengah,
Malorca, Corsica, Sardinia, Crete, Rhodes. Cyprus dan sebagian dariSichilia
jatuh ketangan Islam. Daerah-daerah yang dikuasai Islam dizaman Ekspansi ini
adalah, Spanyol, Afrika Utara, Syiria, Plaestina, Semenanjung Arabia, Irak,
sebagian dari Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut
Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia tengah.
Ekspansi yang dilakukan Bani
Umayah inilah yang membuat Islam menjadi negara besar dizaman itu. Perubahan
bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke Bahasa Arab
dimulai oleh Abd. Abdullah Al-Malik. Perhatian kepada Syair arab jahiliah
timbul kembali dan penyair arab baru mulai bermunculan. Abd. Abdullah Al-Malik.
Juga mengubah mata uang yang dipakai didaerah-daerah yang dikuasai Islam.
Kekuasaan dan kejayaan Dinasti
ini mencapai puncaknya dizaman Al-Walid I, sesudah itu ditumbangkan oleh Bani
Abassiyah.
Pernyataan di
atas cukup mewakili sosok Muawiyah ibn Abi Sufyan. Ia cerdas dan cerdik.
Ia seorangpolitisi ulung dan seorang negarawan yang
mampu membangun peradaban besar melalui politikkekuasaannya. Ia pendiri sebuah dinasti besar yang
mampu bertahan selama hamper satu abad. Dialahpendiri Dinasti Umayyah, seorang pemimpin
yang paling berpengaruh pada abad ke 7 H.
c. Bani Abbasiyah
Berdirinya Dinasti Abbasiyah
didirikan atas dua strategi, yaitu: Pertama, dengan sistem
mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia, ini sudah berlagsung sejak
akhir abad pertengahan hijriah yang dipusat di Al-Hamimah. Kedua, dengan
terang-terangan dan himbauan di forum-forum resmi untuk mendirikan dinasti
Abbasiyah berlanjut dengan peperangan melawan dinasti Umayyah.
Sistem pemerintahan dinasti
Abbasiyah meniru cara Umayyah dasar pemerintahan Abbasiyah diletakkan oleh
khalifah kedua, Abu Ja’far Al-Mansur. Sistem politik Abbasiyah yang dijalankan
antara lain: para khalifah tetap dari turunan Arab murni, kota Baghdad sebagai
ibu kota negara yang menjadi pusat kegiatan politik, ilmu pengetahuan dipandang
sebagai sesuatu yang sangat penting, kebebasan berfikir sebagai HAM diakui
penuh, dan para menteri turunan Persia diberi hak penuh dalam menjalankan
pemerintahannya
Pendiri Dinasti Abbasiyah
adalah Abu Al Abbasiyah tetapi pembangunnya adalah Al Mansyur. Sebagai khalifah
baru musuh-musuh ingin menjatuhkannya sebelum ia bertambah kuat. Dalam usaha
mempertahankan kekuasaan Bani Abbasiyah, Al-Mansur menggunakan kekerasan.
Al Mansyur merasa tidak aman
berada di tengah bangsa Arab dan kemudian mendirikan ibu kota baru sebagai
pengganti Damaskus, Baghdad didirikan di dekat bekas ibu kota Persia. Al Mahdi
menggantikan Al Mansyur sebagai khalifah, dan di masa pemerintahan,
perekonomiannya mulai meningkat. Pada zaman Harun Ar-Rasyid hidup mewah telah
memasuki kehidupan masyarakat. Kekayaan yang banyak juga dipergunakan untuk
keperluan sosial. Hanya Ar Rasyid adalah Raja Besar di zaman it.
Anaknya Al-Makmun meningkatkan
perhatian pada ilmu pengetahuan. Khalifah Al-Mu’tasim sebagai anak dari ibu
yang berasal dari Turki. Dengan demikian, pengaruh turki mulai masuk ke pusat
pemerintahan Bani Abbasiyah. Tentara pengawal Turki ini kemudian menjadi sangat
berkuasa di istana dan khalifah pada akhirnya hanya sebagai boneka.
Alwatsiq kemudian melepaskan
diri dari pengaruh Turki, mendirikan ibu kota Samarra dan pindah dari baghdad.
Tetap justru tambah mudah di kuasai pengawal Turki. Al-Mutawakkil merupakan
khalifah besar terakhir di dari Dinasti Abbasiyah. Khalifah yang paling
terakhir adalah Al-Mu’tashim Billah. Pada masa ini baghdad dihancurkan oleh
hulagu dari Mongol.
2. Masa Disintegrasi ( 1000-1250 M )
Disintegrasi dalam bidang
politik telah mulai pada akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak pada di
zaman Bani Abbasiyah. Disentegrasi pada bidang politik membawa pada
disintegrasi dalam bidang kebudayaan,bahkan juga dalam bidang agama. Perpecahan
di kalangan umat islam menjadi besar.
B.
Periode Perkembangan ( 1250-1800 M )
Periode ini dapat pula di bagi
kedalam dua masa yaitu :
1. Masa Kemunduran I ( 1250-1500 M )
Pada zaman ini jenghiz khan dan
keturunannya datang menghancurkan dunia islam. Jenghiz Khan berasal dari
Mongolia setelah menduduki Peking di tahun 2121 M, ia mengalihkan
serangan-serangannya kearah Barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan Islam jatuh
ketangannya.
Serangan ke Baghdad dilakukan
oleh cucunya Hulagu Khan. Terlebih dahulu ia mengalahkan Khurasan di Persia dan
kemudian menghancurkan Hasysyasyin di Alamut. Khalifah dn keluarga serta
sebagian penduduk dibunuh. Sebagian besar penduduk dibunuh. Beberapa dari
anggota keluarga Bani Abasiyah dapat melarikan dan diantaranya ada yang
menetap di Mesir.
Dari sini Hulagu menerusknan
serangannya ke Syiria dan dari Syiria ia ingin memasuki Mesir. Akan tetapi, di
Ain Jalut ( Goliath) ia dapat dikalahkn oleh Baybars, Jenderal mamluk dari
Mesir, ditahun 1260 M.
Baghdad dan daerah yang
ditaklukan Hulagu selanjutmya diperintah oleh Dinasti Ilkhan. Ikhlan adalah
gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini dalah
daerah yang terletak antara asia kecil di Barat dan di India di Timur.
Dinasti Ikhln berumur 100 tahun. Hulagu bukanlah beragama Islam dan anaknya
Abaga 91265-1281 M) masuk Kristen. Diantara keturunannya ynag pertama masuk
Islam yaitu cucunya Tagudar dengan nama Ahmad, tetapi mendapat tantangan dari
para Jendralnya.
Ghasan Mahmud (1295-1305 M)
juga masuk Islam dan demikian juga Uljaytu Khuda Banda (1305-1316 M). Uljaya
pada mulanya beragama Kristen, ia adalah Raja Mongol besar yang terakhir.
Kerajaan yang dibentuk Hulagu akhirnya menjadi beberapa kerajaan kecil,
diantaranya Kerajaan Jaylar (1336-1411 M) dengan Baghdad sebagi ibu kota, kerajaan
Salghari (1148-1282 M) di Paris, dengan kerajaan Muzaffari (1313-1393 M) juga
di Paris.
Timur Lenk, seorang yang
berasal dari keturunan Jeng Hizkan dapat menguasai samarkand pada tahun 1369 M.
Dari samarkand ia mengadakan serangan-serangan ke sebelah barat dan dapat
menguasai daerah yang terletak diantara Delhi dan laut Marmara. Keganasan Timur
Lenk digambarkan oleh pembunuhan massal yang dilakukannya dikota-kota yang
tidak mau menyerah tetapi justru melawan kedatangannya dikota yang telah
ditundukannya.
Di Mesir khilafah Fatimiyah
digantikan oleh Dinasti Salahudin al-ayubi. Dengan kedatangnnya Mesir kembali
kealiran Sunni. Di India persainagn dan kekuasaan juga selalu terjadi sehingga
India senangtiasa menghadapi perubahan penguasa. Di Spayol terjadi peperangan
diantara dinasti-dinasti islam disana diantara raja-raja Kristen.
Pada masa ini desentralisasi
dan disintegrasi bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan syi’ah,
demikian juga antara Arab dan Persia bertambah tampak. Dunia Islam pada zaman
ini terbagi dua, yaitu : Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, suria,
Palestina, Mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat, dan bagian
Persia yang terdiri atas Balkan, asia keil, asia Tengah dengan Iran sebagai
Pusat.
Dizaman ini pula
hancurnya Khulafah secara formal bagian yang merupakan pusat dunia islam jatuh
ketangan bukan islam untuk beberapa waktu dan terlebih dari itu islam lenyap
dari Spanyol. Perbedaan antara kaum Sunni dan kaum Syiah menjadi memunck
demikian pula antara Arab dan Persia. Disamping itu, pengaruh tarekat-tarekat
bertambah mendalam dan bertambah meluas didunia islam. Pendapat yang
ditimbulkan dizaman disintegrasi itu bahwa pintu ijtihad telah tertutup
diterima secara umum dizaman ini.
2. Masa Tiga Kerajaan besar ( 1500-1800
)
Masa ini pula dibagi dua fase
yaitu :
a. Fase Kemajuan ( 1500-1700 )
Fase ini merupakan kemajuan
Islam II.tiga kerajaan besar yang di maksud adalah kerajaan Usmani di Turki,
kerajaan Syafawi di persia, dan kerajaan Mughal di India[5].
Sultan Muhammad Al-Fatih (
1451-1481 M ) dari kerajaan Usmani mengalahkan kerajaaan Bizantium dengan
menduduki Istambul di tahun 1453 M. Dengan demikian Ekspansi ke arah barat
berjalan lebih lancar. Akan tetapi, di zaman sultan salim 1 (1512-1520 M )
perhatian ke barat d alihkan ke timur. Persia mulai di serang dan dalam
peperangan Syah Ismail di kalahkan. Stelah menguasai syiria, sultan Shalim merebut
Mesir dari tangan Dinasti Mamluk. Kairo jatuh pada tahun 1517 M.
Kemajuan-kemajuan lain di buat oleh sultan Sulaiman Al-Qanuni tahun 1520-1566
M. Sultan sulaiman adalah sultan usmani yang terbesar. Di zamannya Irak,
Belgrado, Pulau Rodes, Tunis, Bedapest, dan Yaman dapat di kuasai.Di masa
kejayaannya, daerah kekuasaan kerajaan Usmani mencakup asia kecil.
Gedung-gedung yang di
tinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra, benteng merah,
masjid-masjid, istana-istana dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Pada
zaman ini, perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Dia mengalami
kemorosotan. Dengan timbulnya Turki dan India sebagai kerajaan besar, di
samping bahasa Arab dan Persia, bahasa Turki dan bahasa Urdu juga mulai muncul
sebagai bahasa penting dalam Islam. Bahasa Arab di jadikan sebagai bahasa
persatuan mengalami penurunan.
Kemajuan dalam bidang politik
dan jauh lebih kecil dari kemajuan islam I. Disamping itu Barat mulai bangkit
akan tetapi kekuatan Eropa masih lemah jika dibandingkan dengan kekuasaan
Islam.
b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M)
Sesudah Sulaiman Qanuni,
kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai Sultan-sultan yang kuat. Kerajaan ini
memulai memasuki fase kemundurannya pada abad 17. Didalam negeri timbul
pemberontakan, seperti di Syria dan di Lebanon. Disamping itu, terjadi pula
peperangan-peperangan dengan negara tetangga, seperti Venifia, dan dengan Syah
Abassiyah dari Persia, dalam peperangan itu kerajaan Usmani mengalami kekalahan
dan daerahnya di Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Kerajaan Syafawi
di Persia mendapat serangan dari Raja Afgan yang menganut paham Sunni. Di India
terjadi pemberontakan-pemberontakan di Negara Hindu yang merupakan mayoritas
penduduk India sementara itu Inggris telah pula turut memainkan peranan dalam
politik india dan menguasai India. Pada masa ini kekuatan militer, politik,
perdagangan, dan ekonomi umat islam semakin menurun. Akhirnya tahun 1798 M.
Napoleon menduduki Mesir sebagai salah satu pusat Islam terpenting.
c. Periode Modern (1800-Sekarang)
Periode ini merupakan zaman
kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir berakhir tahun 1801 M, membuka
mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat
Islam di samping kemajuan dan kekuatan barat. Raja dan pemuka Islam mulai
berpikir untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan Islam.
Kontak Islam dengan barat
sekarang sangat berlainan dengan ketika periode klasik. Pada periode klasik,
Islam tampak gemilang dan Barat tampak kegelapan. Tetapi sekarang Islam tampak
kegelapan dan Barat tampak gemilang. Dengan demikian, timbullah apa yang
disebut pemikiran atau aliran pembaruan atau modernisasi Islam.
MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL
DAN PERKEMBANGANNYA.
Ketika Islam mengalami masa
kemunduran sekitar abad ke-11 disebabkan berbagai macam permasalahan
diantaranya adalah konfliknya umat Islam dengan umat Kristen yang tidak bisa
diatasi lagi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Eropa. Eropa mulai bangkit dari
keterbelakangan, kebangkitan tersebut bukan saja terlihat dalam bidang politik,
dengan mengalahkan kerajaan-kerajan Islam dan bagian dunia yang lain. Tetapi
terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Kemajuan Eropa saat ini tidak
bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam yang pernah jaya di Spanyol. Dari
Spanyol Islamlah Eropa, itulah sedikit gambaran yang akan di bahas dalam
makalah ini terkait sejarah Islam masuk di Spanyol serta masa keemasan yang
mempengaruhi Renaisans (kemajuan) di Eropa.
A. Masuknya Islam ke
Spanyol
Spanyol diduduki Islam pada zaman
khalifah Al-Walid (705-715 M) yaitu salah seorang khalifah dari Bani Umayyah
yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah
menguasai Afrika utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari
dinasti Bani Umayyah. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan
Islam yang dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan kesana
mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, Musa ibn Nushair. Thariq
dapat di sebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang
berada diantara Marokko dan Benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima
ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda. Selanjutnya Thariq ibn Ziyad
lebih dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan
hasilnya lebih nyata dengan mendapat tambahan pasukan sebanyak 7000 orang dari
Musa ibn Nushair.
Kemenangan pertama yang dicapai
oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk menaklukkan wilayah yang lebih luas
lagi, untuk itu Musa ibn Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang
pertempuran dengan maksud membantu perjuangan Thariq. Kemenangan-kemenangan
yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahakan
dari adanya faktor internal dan eksternal.
Faktor eksternal yang dimaksudkan
adalah suatu kondisi yang terdapat didalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa
penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi
negeri ini dalam keadaan yang menyedihkan, secara politik, wilayah Spanyol
terkoyak-koyak dan terbagi-bagi kedalam beberapa negeri kecil. Perpecahan
politik memperburuk keadaa ekonomi masyarakat ketika Islam masuk ke Spanyol.
Adapaun yang dimaksud faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam
tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam
penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh
yang kuat, tentaranya kompak bersatu dan penuh percaya diri. Yang tak kalah
pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkkan tentara Islam yaitu,
toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan
persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu memyebabkan penduduk
Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
B. Perkembangan Islam
Di Spanyol
Setelah
takluknya raja Roderick yaitu pengusa kerajaan Goth yang terahir. Umat Islam
mulai mengembangakan dan memainkan peran dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
peranan umat Islam itu berpengaruh bagi kehidupan Spanyol masa itu yang
berlangsung lebih dari tujuh setengah abad, sejarah panjang itu dapat dibagi
menjadi enam periode yaitu :
1.
Periode Pertama (711-755 M)
Pada
periode pertama ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, pada periode ini
stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,
gangguan-gangguan masih terjadi baik dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari
dalam berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan
etnis dan golongan. Sedangkan gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh
Islam di Spanyol yang bertempat di daerah pegunungan yang tak pernah tunduk
pada pemerintahan Islam.
2.
Periode Kedua (755-912 M)
Pada
periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan seseorang yang bergelar Amir
(panglima/gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang
ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyyah di Baghdad. Amir pertama adalah
Abdurrahman I yang masuk Spanyol Tahun 135 H/755 M. Abdurrahman Ibn Muawiyah
Ibn Hisyam Ibn Abdul Malik yang terkenal dengan sebutan Abdurrahman Al-Dakhil
(yang masuk ke Spanyol), sebelumnya Abdurrahman merupakan golongan Umayyah yang
lolos dari pengejaran dan pembersihan terhadap semua pengikut Umayyah yang
dilakukan oleh Daulah Abbasiyah. Abdurrahman lari dari Irak mengarungi gurun Syria
menuju Palestina, lalu menyebrangi gurun Sinai di Mesir, melewati beberapa
wilayah Afrika menuju Andalusia yang telah ditaklukkan oleh nenek moyangnya
dari Dinasti Umayah.
Pada
periode ini pula, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik
dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban, misalnya Abd al-Rahman
al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar
Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal
sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran, dialah yang memprakarsai tentara
bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd al-Rahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa
yang cinta ilmu, pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama
pada di zaman Abd al-Rahman al-Ausath. Dia mengundang para ahli dari dunia
Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di
Spanyol mulai menarik.
3.
Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode
dimulai dari pemerintahan Abd Al- Rahman III yang bergelar An-Nasir sampai
munculnya raja-raja kelompok yang terkenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif.
Pada periode ini gelar seorang raja yang semula di sebut Amir berganti menjadi
Khalifah, gelar ini dipakai mulai tahun 929 M.
Pada
periode ini pula umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan
menyaingi kejayaan Daulat Abbasiyah di Baghdad. Yang mana masyarakat dapat
menikmati kesejahteraan dan kemakmuran.
Awal
dari kehancuran Khalifah Bani Umayah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta
dalam usia sebelas tahun. Sementara itu kekuasaan aktual berada di tangan para
pejabat, dan pada tahun 981 M, Ibnu Abi Amir yang mendapat gelar Al Manshur
Billah itu ditunjuk sebagai pemegang kekuatan secara mutlak. Dan setelah
kematiannya ia digantikan oleh anaknya Al Muzaffar pada tahun 1002 M dan masih
bisa mempertahankan kerajaan. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena
setelah ia wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak
memiliki kualitas bagi jabatan itu. Sehingga terjadilah kekacauan dan
kehancuran yang menjadikan Spanyol sebagai Negara terpecah.
4.
Periode Keempat (1013-1086 M)
Perpecahan
di periode ini tidak bisa dielakkan lagi sehingga Spanyol pecah menjadi lebih
dari tiga puluh Negara kecil yang berpusat di kota Sevvile, Cordova, Toledo dan
sebagainya. Yang mana pemerintahan di pegang oleh raja-raja golongan (Muluk
al-Thawaif) Pada periode ini pula umat Islam Spanyol kembali memasuki
pertikaian intern. Ironisnya diantara perang saudara ini ada yang meminta
bantuan kepada raja-raja Kristen, dan oleh raja-raja Kristen situasi ini
dimanfaatkan untuk mengambil inisiatif penyerangan.
5.
Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada
masa ini Spanyol masih terpecah dalam beberapa bagian, namun terdapat kekuatan
yang masih dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti
Muwahidun (1146-1235 M) kedua dinasti itu pada awalnya dapat mempertahankan
kekuasannya pada beberapa dekade namun tidak dapat berlangsung lama. Karena
pada tahun 1212 M tentara Kristen mampu mengalahkan Dinasti Muwahidin di Las
Navas de Tolesa, kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahiddun menyebabkan
penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara
tahun 1235 M. dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari
serangan-serangan Kristen yang semakin membesar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke
tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M.
6.
Periode Keenam (1248-1492 M)
Mungkin
dalam periode ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada saja di bawah dinasti
Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban Granada tetap maju, namun secara politik
dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Akhirnya bencanapun datang
saat orang-orang berselisih dalam memperebutkan kekuasaan, sehingga ketika Abu
Abdullah Muhammad meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menghancurkan
saudaranya, Ferdinand dan Isabella pun menyanggupinya, dan setelah
menghancurkan saudara Abu Abdullah Isabella pun akhirnya menghabisi kekuasaan
Abu Abdullah di tahun 1492 M. Dan di tahun ini pula hilang kekuasaan Islam di
Spanyol.
C.
Masa keemasan Islam di Spanyol Kontribusi Dunia Intelektual Muslim Ke Barat
Kemajaun
Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada
Khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang diperiode klasik. Diantara
kemajuannya dalam bidang:
1.
Kemajuan Intelektual diantaranya :
Kemajuan
bidang Filsafat (tokoh Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal
dengan sebutan ibn Bajjah.)
§
Bidang Sains (Abbas ibn Farnas Ahli ilmu Kimia dan Astronomi)
§
Bidang fikih (tokoh Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Sa'id)
§
Bidang musik dan kesenian (tokoh Hasan ibn Nafi)
§
Bidang bahasa dan sastra (tokoh ibn Sayyidih, ibn Malik pengarang Alfiah, ibn
al-Hajj)
2.
Kemegahan pembangunan fisik
Aspek-aspek
pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat banyak. Dalam
perdagangan , jalan-jalan dan pasar dibangun, dibidang pertanian demikan juga.
Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal
sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan
air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah
air.
Tahun
771 M ketika pasukan Islam dibawah panglima Thariq ibn Ziyad, menghancurkan
king Roderick dan pasukannya, kemudian semenanjung Iberia berada di bawah
kekuasaan kekuatan Islam yang diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan
Barbar, oleh karena itu wilayah tersebut dikenal dengan nama Andalusia. Dirunut
dari segi historisnya yaitu; Abdurrahman adalah dari golongan Daulah Umayyah,
pada saat itu terdapat pengejaran dan pembersihan terhadap semua pengikut
Umayyah yang dilakukan oleh Abbasiyah. Namun ada seorang pangeran (Amir)
Abdurrahaman ibn Muawiyyah ibn Hisyam ibn Abdul Malik yang lari dari Irak
didampingi oleh ajudannya yang bernama Baddar. Melewati beberapa wilayah Afrika
menuju Andalusia yang telah ditaklukkan oleh nenek moyangnya dari dinasti
Umayyah, dengan demikian Abdurrahman bisa meloloskan diri masuk Andalusia untuk
membangun kebudayaan dan peradaban Islam.
Spanyol
telah mencapai puncak kejayaan di bawah para penguasa Daulat Umayyah,
Abdurrahman III (912-916M) yang mempermaklumkan dirinya sebagai khalifah. Pada
waktu itu, ibu kota Cordova menyala bagaikan cahaya kilau-kemilau di dalam
gelapnya daratan Eropa dengan Bagdad dan konstantinopel dapat diperkirakan sebagai
salah satu dari pada tiga pusat peradaban dunia.
Jangkauan
akan peradaban dan kemakmurannya dapat diukur dengan persaksian para sejarawan
masa kini, seperti Ibnu Idhari dan Maqarri, bahwa kota Cordova memiliki 113.000
buah bangunan, 21 buah kota pinggiran, 70 buah perpustakaan, sejumlah besar
toko buku, masjid-masjid dan tempat dan jalan-jalan plesiran yang diterangi
dengan cahaya-cahaya dari rumah-rumah perbatasan. Selain itu dibangun
Universitas Cordova yang ditempatkan di Masjid Raya kemudian di pugar oleh
Khalifah Al-Hakam yang mengeluarkan biaya sejumlah 2615307 dinar untuk
keperluan itu, Universitas Cordova tersohor sebagai salah satu akademi dunia
yang paling terpercaya dan menarik para pelajar dari dekat dan jauh, termasuk
banyak pelajar Kristen dari Eropa, sebagai tambahan Hakam juga mendirikan 27
buah sekolah swasta di kota Cordova.
Diantara
hal yang menunjang masa kejayaan/keemasan Islam di Spanyol adalah ketika Islam
berkuasa, penduduk muslim maupun bukan muslim memperoleh kesempatan yang sama untuk
berperan serta dalam pembangunan Negara dalam bidang perkembangan kota dan seni
bangunan, Oleh karena itu pada masa pemerintahan Umayyah di Andalusia mampu
mensejajarkan Cordova dengan Konstantinopel dan Bagdad.
Selain
yang telah dipaparkan diatas mengenai Andalusia, masih banyak sejarah yang
harus diungkap terkait kejayaan Islam disana, diantaranya Cordova terkenal
sebagai pusat intelektual di Eropa dilengkapi dengan berbagai bidang : bidang
kedokteran, matematika, filsafat, kesusasteraan, musik, dan penyalinan
naskah-naskah Yunani dan latin secara luas. Dari tempat inil lahir sejumlah
ilmuwan dan filosof besar, diantaranya Ibn Rusyd, Ibn Thufail (1100-1185 M),
dan Ibn Bajjah. Kondisi ini didukung oleh pembangunan fisik yang memadai.
Kemajuan sebagaimana yang terpaparkan di atas juga di tandai dengan kemegahan
istana al-Zahra yang dibangun dengan arsitekturnya yang indah, sehingga Zia
Pasya (sejarawan berkebangsaan Turki) menggambarkan bahwa istana al-Zahra
merupakan mukjizat zaman yang belum pernah ada sebelumnya.
D.
Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Spanyol
Ada
beberapa hal yang menyebabkan Spanyol hancur diantaranya:
a)
Konflik Islam dengan Kristen
Para
penguasa muslim tidak melakukan islamisasi dengan sempurna, mereka sudah merasa
puas dengan dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen
taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka.
b)
Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Di
Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus,
orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi setidak-tidaknya
sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah Ibad dan Muwalladun kepada
para Muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai sangat merendahkan.
c)
Kesulitan Ekonomi
Para
penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat
serius, sehingga lalai membina perekonomian, akibatnya timbul kesulitan ekonomi
yang amat memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
d)
Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal
ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris, bahkan, karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul.
e)
Keterpencilan
Spanyol
Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain, Ia selalu berjuang
sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara, dengan demikian,
tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.
ไม่มีความคิดเห็น:
แสดงความคิดเห็น