SEJARAH
MASJID KRESEK DI PATTANI
Masjid
Kerisik dalam bahasa Thailand dikenal Krue Se Mosque atau Pitu Krue-ban Mosque,
terletak dalam wilayah Pattani, Thailand. "Kerisik" adalah kata
Melayu yan berarti pasir di daerah pantai yang berwarna putih bagaikan mutiara.
Pada zaman dahulu, ketika orang-orang Arab berlayar sampai ke pantai ini,
mereka menamakan daerah ini "lu 'lu'" atau "mutiara" dalam
bahasa Melayu. Kata ini kemudian menjadi nama ke sebuah desa yang saat ini
dikenal dengan panggilan "Tanjung Luluk".
Nama
resmi Masjid Kerisik adalah "Masjid Sultan Muzaffar Shah". Inilah
masjid yang pertama di Asia Tenggara yang dibangun dengan menggunakan bata
merah buatan kampung Tarab Bata (sekarang di Mukim Gamia, Muang, Pattani).
Binaanya berdasarkan arsitektur Timur Tengah. Cara penyusunan batanya dilakukan
dengan menggunakan campuran kulit kerang dengan beras ketan hitam yang ditumbuk
lumat kemudian dicampur bahan tersebut dengan adonan telur ptih dengan manisan
cair. Cara ini merupakan salah satu kebijaksanaan Melayu temptan pada masa itu.
Masjid
ini dibangun pada zaman Sultan Muzaffar Shah pada tahun 2057 BE / 1514 AD (Anan
Watananikorn 2531: 64) berdasarkan rekomendasi Syeikh Shafiyuddin Al-Abbas
(ulama Fiqih yang digelar Dato 'Faqih Kerajaan). Setelah selesai pembangunannya,
Masjid Kerisik ini dianggap sebagai Masjid Resmi Pemerintah Melayu Pattani
Darussalam. Selain berperan sebagai tempat ibadah, di sini juga dijadikan pusat
urusan agama Islam dan juga sumber belajar berbagai bidang ilmu terkait Islam.
Efek
keruntuhan yang jelas terlihat pada bagian kubahnya itu akibat dari perang yang
terjadi di antara Pattani dan Siam pada Juli - November 1786 (Zamabai A Melik:
1993: 96). Meskipun waktu telah berlalu selama 5 abad, Masjid Kerisik masih
tegak bertahan sebagai tempat yang sangat bernilai dari sudut sejarah, kesenian
dan arsitektur sejak dahulu sampailah sekarang.
Pada
28 April 2013, sudah 9 tahun tragedi Majid Kerisik (Kruse Mosque) berlalu dan
yang pasti kenangan pahit ini tidak akan hilang di hati rakyat Pattani. Mereka
kehilangan kerabat dengan sekejap saja dan ada juga yang cacat permanen. Sampai
sekarang menurut masyarakat setempat, pembunuhnya tidak dapat terdeteksi oleh
otoritas sampai sekarang.
Masjid
Kerisik Pattani melihat serta melacak sejarah masjid ini. Berdasarkan informasi
yang diperoleh Selatan Thailand merupakan wilayah asal orang Melayu sampai
sekarang dan jika di survei sejarah, ia merupakan sebuah negara yang bernama
Fathoni Darussalam. Mereka tidak jauh beda dari sejarah Malaysia yaitu memiliki
sistem Sultan dan kebanyakan mereka keturunan dari Kelantan, Kedah dan Melaka.
Namun,
setelah penjajahan Inggris, Selatan Thai ini di beri kepada pemerintah Siam dan
dimasukkan bersama dalam negara Thailand. Bumi selatan atau Fathoni ini
merupakan bumi yang subur yang penuh dengan kehijuan tanaman serta hasil laut
bahkan memiliki hasil galian yang cukup lumayan seperti minyak dan emas.
Apa
yang mendukacitakan, negeri yang subur ini merupakan negara yang bergolak yang
menjadi perebutan antara pemerintah Siam dan pejuang Melayu. Hal ini menjadi
semakin parah bila terjadi kasus pencurian senjata di kamp militer dimana pihak
keraan Siam dibawah Perdana Menteri Takhsin Shinawat menuduh pejuang Islam
mencuri. Dari situ tentara di kirim masuk ke negeri kecil ini dan berkubu
sampai sekarang dengan alasan untuk memberantas separatis.
Akan
tetapi lain pula jadinya dimana pendudukan Islam di sana pula menjadi korban
kekejaman tentara Siam dalam beberapa tragedi seperti peristiwa Tabal (Takbai)
dan Peristiwa Masjid Kerisik yang mengorbankan ribuan nyawa umat Islam.
Masjid
Kerisik merupakan salah sebuah masjid di Provinsi Pattani yang menjadi tumpuan
masyarakat setempat untuk beribadah. Peristiwa berdarah terjadi sewaktu
masyarakat baru selesai shalat fardhu dan dengan tiba-tiba di kepung oleh
tentara Siam, jemaah masjid tidak diizinkan keluar dalam waktu yang lama
sehingga tembakan dimulai yang bukan hanya dari tentara bahkan juga bom dari
helikopter Apache yang dijatuhkan kedalam kubah masjid .
Dapat
dibayangkan situasi pada waktu itu, rakyat yang tidak berdosa di bunuh sebegitu
rupa yang cukup menggambarkan kekejaman militer dan pemerintah Thailand pada
masa itu sehingga mengorbankan sejumlah 108 nyawa anak muda dan orang tua yang
tidak berdosa. Bukan setakat membunuh bahkan penduduk di pemerasan oleh kepala
militer dengan menggunakan pengeras suara masjid yang mengingatkan agar
memberitahu yang melakukan ini adalah separatis jika ditanya oleh pihak luar.
ไม่มีความคิดเห็น:
แสดงความคิดเห็น