วันพฤหัสบดีที่ 14 มกราคม พ.ศ. 2559

SEJARAH MASJID KRESEK DI PATTANI

SEJARAH MASJID KRESEK DI PATTANI





Masjid Kerisik dalam bahasa Thailand dikenal Krue Se Mosque atau Pitu Krue-ban Mosque, terletak dalam wilayah Pattani, Thailand. "Kerisik" adalah kata Melayu yan berarti pasir di daerah pantai yang berwarna putih bagaikan mutiara. Pada zaman dahulu, ketika orang-orang Arab berlayar sampai ke pantai ini, mereka menamakan daerah ini "lu 'lu'" atau "mutiara" dalam bahasa Melayu. Kata ini kemudian menjadi nama ke sebuah desa yang saat ini dikenal dengan panggilan "Tanjung Luluk".
Nama resmi Masjid Kerisik adalah "Masjid Sultan Muzaffar Shah". Inilah masjid yang pertama di Asia Tenggara yang dibangun dengan menggunakan bata merah buatan kampung Tarab Bata (sekarang di Mukim Gamia, Muang, Pattani). Binaanya berdasarkan arsitektur Timur Tengah. Cara penyusunan batanya dilakukan dengan menggunakan campuran kulit kerang dengan beras ketan hitam yang ditumbuk lumat kemudian dicampur bahan tersebut dengan adonan telur ptih dengan manisan cair. Cara ini merupakan salah satu kebijaksanaan Melayu temptan pada masa itu.
Masjid ini dibangun pada zaman Sultan Muzaffar Shah pada tahun 2057 BE / 1514 AD (Anan Watananikorn 2531: 64) berdasarkan rekomendasi Syeikh Shafiyuddin Al-Abbas (ulama Fiqih yang digelar Dato 'Faqih Kerajaan). Setelah selesai pembangunannya, Masjid Kerisik ini dianggap sebagai Masjid Resmi Pemerintah Melayu Pattani Darussalam. Selain berperan sebagai tempat ibadah, di sini juga dijadikan pusat urusan agama Islam dan juga sumber belajar berbagai bidang ilmu terkait Islam.
Efek keruntuhan yang jelas terlihat pada bagian kubahnya itu akibat dari perang yang terjadi di antara Pattani dan Siam pada Juli - November 1786 (Zamabai A Melik: 1993: 96). Meskipun waktu telah berlalu selama 5 abad, Masjid Kerisik masih tegak bertahan sebagai tempat yang sangat bernilai dari sudut sejarah, kesenian dan arsitektur sejak dahulu sampailah sekarang.
Pada 28 April 2013, sudah 9 tahun tragedi Majid Kerisik (Kruse Mosque) berlalu dan yang pasti kenangan pahit ini tidak akan hilang di hati rakyat Pattani. Mereka kehilangan kerabat dengan sekejap saja dan ada juga yang cacat permanen. Sampai sekarang menurut masyarakat setempat, pembunuhnya tidak dapat terdeteksi oleh otoritas sampai sekarang.
Masjid Kerisik Pattani melihat serta melacak sejarah masjid ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh Selatan Thailand merupakan wilayah asal orang Melayu sampai sekarang dan jika di survei sejarah, ia merupakan sebuah negara yang bernama Fathoni Darussalam. Mereka tidak jauh beda dari sejarah Malaysia yaitu memiliki sistem Sultan dan kebanyakan mereka keturunan dari Kelantan, Kedah dan Melaka.
Namun, setelah penjajahan Inggris, Selatan Thai ini di beri kepada pemerintah Siam dan dimasukkan bersama dalam negara Thailand. Bumi selatan atau Fathoni ini merupakan bumi yang subur yang penuh dengan kehijuan tanaman serta hasil laut bahkan memiliki hasil galian yang cukup lumayan seperti minyak dan emas.
Apa yang mendukacitakan, negeri yang subur ini merupakan negara yang bergolak yang menjadi perebutan antara pemerintah Siam dan pejuang Melayu. Hal ini menjadi semakin parah bila terjadi kasus pencurian senjata di kamp militer dimana pihak keraan Siam dibawah Perdana Menteri Takhsin Shinawat menuduh pejuang Islam mencuri. Dari situ tentara di kirim masuk ke negeri kecil ini dan berkubu sampai sekarang dengan alasan untuk memberantas separatis.
Akan tetapi lain pula jadinya dimana pendudukan Islam di sana pula menjadi korban kekejaman tentara Siam dalam beberapa tragedi seperti peristiwa Tabal (Takbai) dan Peristiwa Masjid Kerisik yang mengorbankan ribuan nyawa umat Islam.
Masjid Kerisik merupakan salah sebuah masjid di Provinsi Pattani yang menjadi tumpuan masyarakat setempat untuk beribadah. Peristiwa berdarah terjadi sewaktu masyarakat baru selesai shalat fardhu dan dengan tiba-tiba di kepung oleh tentara Siam, jemaah masjid tidak diizinkan keluar dalam waktu yang lama sehingga tembakan dimulai yang bukan hanya dari tentara bahkan juga bom dari helikopter Apache yang dijatuhkan kedalam kubah masjid .

Dapat dibayangkan situasi pada waktu itu, rakyat yang tidak berdosa di bunuh sebegitu rupa yang cukup menggambarkan kekejaman militer dan pemerintah Thailand pada masa itu sehingga mengorbankan sejumlah 108 nyawa anak muda dan orang tua yang tidak berdosa. Bukan setakat membunuh bahkan penduduk di pemerasan oleh kepala militer dengan menggunakan pengeras suara masjid yang mengingatkan agar memberitahu yang melakukan ini adalah separatis jika ditanya oleh pihak luar.

ไม่มีความคิดเห็น:

แสดงความคิดเห็น